Unity In Diversity For A Better Indonesia

 


Unity in Diversity atau persatuan dalam keberagaman bagi Indonesia mungkin kini mulai terusik. Ada banyak faktor dimana keberagaman di Indonesia menjadi isu yang sensitif. Mulai dari konstelasi politik sampai dengan kagetnya masyarakat Indonesia terhadap sosial media.

Percaya tidak percaya, sekarang isu mengenai mayoritas dan minoritas sangat menggema di Indonesia. hal ini sungguh meresahkan. Ketika dalam suatu negara minoritas tertindas, berarti ada yang salah dengan mindset di negara ini.

Sebanyak kurang lebih 1.331 kelompok suku dan 652 bahasa daerah di Indonesia. Jika Indonesia hanya tentang mayoritas dan minoritas saja, tentu Indonesia tidak tidak akan berdiri kokoh hingga saat ini.

Di Jakarta , letak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta membuahkan pemandangan unik mengenai toleransi. Yakni ketika penguru gereja sepakat untuk menggeser jadwal Misa karena bertepatan dengan pelaksanaan sholat Id untuk perayaan Idul Adha. Sebaliknya, ketika Hari Raya Natal pengelola Masjid Istiqlal memberikan lahannya sebagai parkir untuk jemaat gereja.

Di Bali, Puja Mandala Nusa Dua menjadi salah satu bukti toleransi yang luar biasa. Betapa tidak, tempat ini memilki 5 tempat ibadah untuk 5 agama yang berbeda (Islam, Kristen, Katolik, Budha dan Hindu) dalam satu tempat. Uniknya adalah nilai toleransi yang berada di komplek ini sangat tinggi meski kita tahun mayoritas penduduk di Bali beragama Hindu. Begitu juga dengan perayaan Idul Adha dan Nyepi di Bali. nilai-nilai toleransi masih dijunjung tinggi.

Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrwa yang berarti “Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu”, sebuah frasa panjang yang sering kita dengar. Bhinneka Tunggal Ika, kalimat pendek dibawah kaki burung Garuda yang sering diartikan dengan “berbeda-beda namun tetap satu jua”. Kalimat ini memiliki makna mendalam yang harus kembali diselami oleh rakyat Indonesia. Bahwa Indonesia bukan satu suku saja. Bukan Jawa saja, Maluku saja, Sumatera saja, namun semua suku di atas tanah Indonesia adalah satu.

Di kesempatan yang sangat baik kali ini Puluhan netizen Bali yang berasal dari berbagai blog, vlog, instagram, facebook, dan twitter antusias mengikuti Netizen Academy bertema “Unity In Diversity For A Better Indonesia” yang digelar oleh MPR di Hotel Anvaya kawasan Kuta, Kabupaten Badung, Bali pada Sabtu, 30 Oktober 2021.

Acara  yang digelar selepas pukul 13.00 WITA itu merupakan kegiatan yang ketiga kalinya. “Sebelumnya digelar di Bali, kita adakan di Bandung dan Semarang,” ujar Siti Fauziah. Tujuan Netizen Academy untuk mensosialisasikan lembaga dan kegiatan MPR. “Agar MPR dikenal di media sosial,”tidak hanya itu mengenai social media saja dan acara semakin seru dengan adanya Forum diskusi dimana kami berkesempatan untuk menyampaikan pendapat kami mengenai beberapa hal/ masukan masukan  untuk memperbagus  lagi tampilan sosial media dari MPR RI, agar konten -konten yang dibuat lebih mengena kepada para netizen apalagi kaum Millenial,  banyak hal yang kami kulik dan tidak hanya sebatas sosial media saja, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi Setjen MPR, Siti Fauziah SE., MM., dan Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antarlembaga Setjen MPR Budi Muliawan SH., MH. hadir dalam kegiatan yang selalu menyampaikan slogan “Bijak Bermedia Sosial Dalam Mewujudkan Karakter Bangsa”. 



Dalam acara gathering tersebut ibu Siti Fauziah selaku Kepala Biro Humas dan Sistem Informasi MPR RI,  juga memperkenalkan platform Buku Digital MPR yang bisa didownload dari Google Play Store. Platform ini berisi semua informasi tentang MPR seperti berita kegiatan Pimpinan dan Anggota MPR, majalah Majelis, Jurnal, Prociding, hasil kajian, dan hasil serap aspirasi masyarakat. Buku Digital ini berisi informasi atau berita kegiatan Pimpinan dan Anggota MPR, majalah terbitan MPR, jurnal, prociding, hasil kajian, dan hasil penyerapan aspirasi masyarakat. Plaftorm Buku Digital MPR ini sedang disempurnakan sehingga bisa dibaca secara offline. “Jadi tidak harus online, karena Buku Digital MPR bisa dibaca secara offline. Dan, bisa diberikan komentar, kritik, dan masukan,” ujarnya. 

Ke depan, kata Siti Fauziah, MPR sedang menyiapkan publikasi MPR yang dilakukan dengan One Stop Service. “Semuanya ada dalam satu platform. Semua informasi MPR baik berita, majalah, dan sebagainya, sampai TV ada dalam satu platform dan bisa dilihat dari handphone,”

wah bahagia sekali saya bisa mendapatkan kesempatan untuk dapat mengenal lebih jauh lagi, dan tentunya semangat dalam bersatu dalam keragaman merupakan satu hal yang harus menjadi dasar hidup berbangsa dan bernegara, Cinta Tanah Air, Toleransi merupakan harga mati untuk Indonesia yang lebih Maju dan Bertumbuh

0 komentar